Pelatihan Kepemudaan



A.    Latar Belakang Masalah.
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki bermacam-macam kebudayaan lokal yang syarat akan nilai luhur dan budi pekerti yang tinggi . Karena itu dalam bahasa Jawa memiliki 3 bahasa dalam percakapan sehari-hari, antara lain:
1)      Bahasa Ngoko
Digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk orang yang se-Usia dengan kita.
2)      Bahasa Krama Madya( kromo madyo)
Digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk orang yang kita tuakan.
3)      Bahasa Krama Inggil (Kromo Inggel)
Digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk orang yang usianya lebih tua dari kita.
Lebih dari itu dalam kebudayaan jawa salah satunya yang ingin saya angkat adalah mengenai Pranata Adicara Bahasa Jawa yang sebenarnya memiliki nilai seni tinggi, bahasa yang digunakan dalam Pranata Adicara Bahasa Jawa memiliki makna yang indah Seperti,setiap kata dalam pranata adicara bahasa jawi mengandung tembung Entar yaitu Penggabungan dua kata menjadi satu,juga ada Tembung Saroja Kagem bahasa Rinengga (colong jupuk).
 Namun sayang generasi muda Desa Karangtengah,Sitimulyo,Piyungan, Bantul saat ini kurang begitu tertarik untuk mempelajari lebih dalam Pranata Adicara Bahasa Jawa. Mereka menganggap hal itu kuno, ribet dan menghabiskan waktu. Mereka lebih bangga mempelajari kebudayaan dari Luar yang sedang nge-Trend dikalangan remaja. Sehingga di Desa tempat saya tinggal,kini hanya mempunyai Satu Pranata Adicara Bahasa Jawa yang sudah berusia lanjut. Dan sampai sekarang belum ada yang tertarik untuk menjadi penerusnya.
Padahal sekarang para Wanga Negara Asing (WNA) malah sangat tertarik mempelajari kebudayaan-kebudayaan Jawa,termasuk mempelajari Pranata Adicara Bahasa Jawa. Tidak dipungkiri kelak mungkin Generasi mendatang akan mempelajarinya harus mendatangi negara tetangga. Jika sampai saat ini para pemuda belum tertarik untuk belajar Kebudayaannya sendiri.
Dan bisa dipastikan. Jika para penerus tidak mau mengenal apalagi mempelajari Pranata Adicara Bahas Jawa tentu suatu saat Pranata Adicara Bahasa Jawa hanya akan menjadi cerita pengantar tidur yang sangat mengharukan diatas ke-elokannya bagi anak-cucu dan generasi-generasi kita yang akan datang.
Untuk itu hal itu sangatlah menarik untuk dilestarikan agar suatu saat anak-cucu kita tidak hanya mendengarkan Pranata Adicara Bahasa Jawa melalui cerita pengantar tidur saja atau harus pergi ke luar negeri untuk memperdalam Pranata Adicara Bahasa Jawa,namun mereka bisa melihatnya bahkan bisa mempelajari secara langsung di Negeri  asalnya.
Sehingga ini membuat saya tertarik untuk mengangkat masalah ini ke dalam program pelatihan kepemudaan.
B.     Peumusan Masalah
1.      Hal apa sajakah yang harus diberikan saat pelatihan?
2.      Apa sajakah yang dibutuhkan saat diselenggarakan pelatihan?
C.    Tujuan
Tujuan diselenggarakan atau dibuatnya pelatihan kepemudaan Pranata Adicara Bahasa Jawa ini adalah salah satunya untuk membudidayakan agar Prana Adicara Bahasa Jawa kembali hidup dan kembali dipelajari oleh para pemuda di Desa Karangtengah, Sitimulyo, Piyungan, Bantul. Sehingga bisa menambah keterampilan para Pemuda di Desa Karangtengah, Sitimulyo, Piyungan, Bantul.
Selain itu tujuan diadakannya pelatihan kepemudaan Pranata Adicara Bahasa Jawa ini agar bisa dijadikan kerja sambilan sehingga bisa membantu perekonomian masyarakat.
D.    Luaran Yang Diharapkan
Pranata Adicara Bahasa Jawa adalah sejenis MC pada pernikahan namun jika MC biasanya menggunakan bahasa Nasional (Bahasa Indonesia) jika Pranata Adicara Bahasa Jawa menggunakan Bahasa Jawa.
Namun bukan menggunakan bahsa jawa sederhana , bahasa yang digunakan Pranata Adicara Bahasa Jawa di Pernikahan menggunakan bahasa jawa dengan aturan atau pakem tersendiri yaitu menggunakan Bahasa yang Indah atau dengan bahasa kiasan yang sarat akan budi Luhur dan Nilai seni bahasa yang tinggi.
Sehingga saya mengangkat Pranata Adicara sebagai Program Pelatihan Kepemudaan terutama didaerah tempat saya tinggal. Materi pelatihan yang akan diberikan selama pelatihan antara lain:
1)      Ulah  Jiwa (Sikap dan kepribadian)
Yang dimaksud kepribadian disini adalah bahwa menjadi seorang Pranata Adicara Bahasa jawa harus mempunyai kepribadian yang religius. Agar kepribadian terlihat bagus,maka akan kita beri materi untuk latihan :
a.       Latihan Pernafasan dan berjalan
Menggunakan pernafasan perut,dengan cara menarik nafas dengan hitungan 1,2,3,4,5,... semakin lama semakin bagus dan ditahan satu  hitungan.
Untuk latihan berjalan yang dimaksud adalah berjalan sambil bernafas satu hitungan seperti diatas.
b.      Pembawaan Diri
Memberikan pelatihan bagaimana seorang Pranata Adicara bersikap saat duduk,yaitu Harus tenang,jari tangan ditaruh dikaki dan kepala menghadap depan serta tidak boleh tengok kanan-kiri
2)      Ulah Swara (Pelatian bicara)
Menjadi Pranata Adicara Bahasa Jawa harus jelas ketika berbicara,tenang dan mempunyai irama.
a.       Ucapan
Mencakup penguasaan cara pengucapan kata-kata. Dibahasa Jawa terdapat pengucapan yang berbeda,seperti:
·         Rasa (roso) - rasane (rasane)
·         Utama (utomo) - utamane (utamane)
b.      Lagu (Irama pengucapan)
Terdiri dari suara yang lirih,tinggi-rendahnya nada  suara dan panjang pendeknya suara.
c.       Kedal (kejelasan kata)
Saat memimpin acara kata-kata yang diucapkan dalam bahasa jawa harujelas. Dalam bahsa jawa mempunyai pakem tersendiri yaitu dari bahasa Jawi Kina (Jawi kino) atau dari bahasa sansekerta, yaitu:
Ka (ko)   kha   ga (go)  gha   nga (ngo)
Ca (co)  cha   ja (jo)  jha   nya (nyo)
Ta (to)   tha (tdho)   da (do)   dha (dho)    na
Pa (po)   pha (pho)   ba (bo)   bha (bho)   ma (mo)
Ya (yo)   ra (ro)   la (lo)   wa (wo)
Ca   sa   sa (so)

3)      Ulah Raga (Pembawaan Diri)
Saat tampil seorang Pranata Adicara Bahasa Jawa harus terlihat segar dan sehat. Hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a)      Magatra (badan)
Tubuh menggambarkan sikap seorang kesatria,


b)      Malaksanadan  (malaksono)
Tingkah laku harus tertata,berwibawa,meyakinkan, tidak terkesan lemah.
c)      Maswastha. (Maswastho)
Berdiri yang tegap, tidak goyah, tidak miring.
d)     Maraga. (Marogo)
Harus percaya diri pada saat tampil, tidak boleh gemetaran yang menggambarkan jati diri.

e)      Malaghawa.
Saat berbicara harus lancar, tegas tidakk boleh diseret dan tidak boleh terlalu bersemangat.
f)       Matanggap.
Harus bisa membaca suasana pendengar dan bisa mengatasi situasi saat tidak terkendali,dan bisa memecahkan suasana.
g)      Mawwat
Yaitu harus yakin bisa membawakan semua acara. Dan bisa diandalkan.



Selain itu dalam pelatihan nantinya juga akan diberikan materi mengenai perbendaharaan kata bahasa jawa. Karena Bahasa jawa mempunyai kosa kata yang sanngat beragam yang diperlukan untuk menjadi seorang Pranata Adicara Bahasa Jawa antara lain:
1.      Tembung Sarojo
2.      Bahasa Krama Inggil
3.      Bahasa Rinengga (rinenggo)
4.      Tembung Entar (peri bahasa)
Contoh: Enteng tangane =seneng tandang gawe seneng milira
5.      Tembung Garba (sisipan)
Contoh: prawira + utama =prawiratama
6.      Tembung Dasa nama (anonim)
Contoh: Abang: abrit,mbranang, dadu, jingga, merah, rekta.
7.      Tembung kawi
Contoh:  Adi     =  becik
Aditya =  srengenge
8.      Pepindhan .
Merupakn sejenis dengan peribahasa namun pepindhan memiliki makna atau arti yang mirip.
Contoh: Dawane barisan anglur selur kadya selambrekithi.
9.      Tembung Panyandra.
Contoh: Tangane nggendhewa pinentang.
Selain itu dalam pelatihan nanti akan diberikan juga Wangsalan, Parikan, danPurwakanti. Merupakan sejenis pantun yang biasanya digunakan oleh Pranata Adicara untuk penutupan atau saat memuji pambelai.
Wangsalan
Merupakan kata yang mengandung budi pekerti baik.
Contoh: Carang wreksa,wreksa wilis tanpa patra,
Nora gampang,wong urip neng ngalan donya.
Ujug jati,balung rondoning klopo,
Winengkua,sayekti dadi usada.
Parikan.
Contoh: Watak nista, ora ora kuping ora netra,
Ngilangi rasa rumangsa, tumindake ora mingsra.
Purwakanti.
Contoh:  Rujak munggur umbesur tur kumaluhur,
Dhemen ngatur tan pentes awor sadulur.
Rujak rekik ngangkrik-angkrik ngaku becik,
Gawe serik patute amung disirik.


Untuk merealisasikan program pelatihan kepemudaan Pranata Adicara Bahasa Jawa membutuhkan:
1.      Tempat
Untuk tempat jika dimungkinkan akan menggunakan balai desa atau mungkin rumah bapak dukuh yang sementara tidak mengeluarkan dana dan bisa dijangkau.
2.      Kain Jarik
Disini kain jarik akan digunakan untuk mempelajari berbusana
3.      Tutor
Tutor yang diharapkan adalah S-1 jurusan bahasa jawa dan para pranata adicara yang terlatih.
4.      Perlengkapan Pranata
Seperti mic. Wireless,blankon, dll.


5.      Kersasamadengan dinas kebudayaan.
Diharapkan dengan kerjasama dengan pihak pemerintah bisa membuat para pemuda atau warga belajar bisa mendapatkan kualitas pelatihan ynag tinggi serta bisa mendapatkan sertifikat yang bernilai.


6.      Bekerjasama dengan LSM
Menjalin kerjasama dengan pihak LSM ini juga bisa diharapkan agar bisa menambah kepercayaan masyarakat untuk ikut berpartisipasi mengikuti pelatihan ini selain itu pihak LSM juga diharapkan bisa membantu masalah finansial.
7.      Bekerjasama dengan PKBM bnatul
Kerjasama ini diharapkan untuk membantu menyebarluaskan program ini dan mendapatkan Tutor sesuai dengan Kriteria
E.     Kegunaan.
Kegunaan pelatihan kepemudaan Pranata Adicara Bahasa Jawa ini selain untuk meningkatkan kualitas pemuda di Desa Karangtengah, Sitimulyo, Piyungan, Bantul dengan membentuk konsepdiri para pemuda di Desa tersebut. Juga pelatihan ini bisa digunakan untuk sarana membudidayakan penggunaan bahasa jawa yang halus.
Bukan hanya itu saja dengan adanya pelatihan ini menjadikan para Pranata Adicara yang sudah berpengalaman mempunyai kesempatan untuk membantu pembudidayaan budaya Pranata Adicara yang kini dirasa sudah kendor, dan juga memberinya pekerjaan tambahan selagi belum ada pekerjaan.
Sedangkan untuk para warga belajar selain tadi bisa mempengaruhi kualitas diri diharapkan setelah selesai mengikuti program pelatihan bisa digunakan untuk mendapatkan pekerjaan
 Dan untuk alumni PLS pelatihan ini bisa digunakan untuk belajar mengatasi dinamikamasyarakat, pelatihan ini juga bisa digunakan oleh para mahasiswa PLS untuk merealisasikan materi kuliah yang sudah dibekalkan.
F.     Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
Masyarakat sasaran Program Pellatihan ini adalah di Desa Karangtengah, Sitimulyo, Piyungan, Bantul. Merupakan kawasan perbatasan antara Sleman dan Bantul dimana kondisi masyarakatnya masih tradisional. Namun untuk minat mempelajari Bahasa Ibunya masih sangat kurang bahkan terkadang mereka lebih suka menggunsksn bahasa Nasional.
Untuk para pemudanya di Desa Karangtengah, Sitimulyo, Piyungan, Bantul sebagian besar merupakan Lulusan SMA\SMK atau sederajatnya. Sehingga dengan modal pendidikan SMA tentu akan sangat mudah bagi para pemuda di Desa Karangtengah, Sitimulyo, Piyungan, Bantul untuk menerima materi mengenai bahasa jawa karena selain merupakan Bahasa ibu juga pendidikan Bahasa jawa sudah lebih dari cukup diberikan pada ptingkat pendidikan SD,SMP dan SMA. Dan diharapkan dengan latar belakang pendidikan yang sudah tutas Wajib Belajar para warga belajar tidak akan menemukan kesulitan yang berarti selama pelatihan berlangsung.
Untuk sasaran warga belajar dipilih:
a.       Pemuda
b.      Usia 18-25 tahun
c.       Warga Negara Indonesia
d.      Diutamakan pemuda karangtengah.
G.    Pihak Eksternal Yang Terlibat.
Pihak yang ekksternal yang diharapkan bisa membantu atau terlibabt dalam pelaksanaan Program Pelatihan Kepemudaan ini adalah:
1.      Aparatur Desa
Diharapkan para Aparatur desa terlibat untuk mensosialisasikan dan ikut mendukung program pelatihan ini. Karena tanpa adanya dukungan dari aparatur desa setempat program tentu tidak akan bisa berjalan.
2.      Pihak Dinas Kebudayaan.
Peran pihak dinas kebudayaan disini diharapkan untuk bisa menjadi jembatan antara pemerintah dengan pihak InFormal dan pemberian sertifikat.
3.      Para Pranata Adicara yang sudah berpengalaman.
Seorang Pranata Adicara Bahasa Jawa yang sudah terlatih dan mempunyai pembawaan diri  yang bagus dan berwibawa diharapkan bisa menjadi panutan dan menjadi motivator untuk para warga belajar. Disini nantinya pranata Adicara Bahasa Jawa ini akan berperan saat praktek dan mencontohkan Ulah Jiwa, Ulah Swara dan Ulah Raga.
4.      Piak LSM
Pihak LSM disini diharapakan untuk membantu dalam publikasi, penyalur serta penalang dana.
5.      Pihak PKBM
 Peran PKBM disini sebagai motor jembatan untuk tutor yang mua berpartisipasi dalam memberikan materi bagian hubungan masyarakat.
6.      Sarjana atau Mahasiswa Bahasa Daerah.
 Peran sarjana atau mahasiswa jurusan bahasa daerah disini berperan sebagai tutir pemberian materi tata bahasa dalam Pranata Adicara Bahasa Jawa dan kalimat-kalimat seni dalam bahasa jawa
H.    Metode Pelaksanaan.
Metode kelasa pelaksanaan program ada 3:
1.      Metode Verbal.
Disini metode verbal akan dilaksanakan secara klasikal dengan cara satu tutor membimbimg 5 warga belajar. Materi yang diberikan secara Verbal yaitu mengenai tata bahasa dan pakem bahasa jawa yang digunakan saat Pranata Adicara Bahasa Jawa.
2.      Metode Praktek.
Metode praktek disini akan diampu oleh para Pranata Adicara yang sudah berpengalaman.
3.      Metode Lapangan.
Diharapkan disini peran PKBM dan LSM yang akan mencarikan proyek menjadi Pranata Adicara Bahasa Jawa, dan dilapangan masih akan di pantau oleh para Mahasiswa dan Sarjana Bahasa Daerah yang akan mengawasi nya sampai acara selesai.
I.       Daftar Pustaka
Purwadi. 2008.Pranata Adicara Bahasa Jawi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sumarsono. 2007.  Tatat Upacara Pengantin Adat Jawa  . Yogyakarta:Narasi
Susetya, wawan. 2007.  Ular-Ular Manten Wejangan Adat Jawa. Yogyakarta: Narasi
Yatmo, Rama sudi. 2005. Kababar Anyar Tuntunan Kagem Para Panatacara Tuwin Pamedhar Sabda. Semarang: Aneka Ilmu.